Hilangnya Kesakralan Gelar Akademik

image via : okezone.com

Pernahkah anda menikmati sore anda dengan bersantai di teras rumah dan ditemani oleh secangkir the hangat. Kemudia sesosok manusia yg sepertinya sangat anda kenak mendekati rumah anda dan kemudian menyapa anda. Setelah mendekat akhirnya anda mengenalinya, ternyata dia adalah seorang mantan kekasih anda. Dalam basa-basinya yg sederhana dia hanya ingin memberikan sepucuk undangan pernikahan, kemudian di pergi begitu saja seperti di masa yang dulu. Setelah dia pergi, anda membuka surat undangan pernikahan itu dan  betapa kagetnya anda melihat nama sang calon pengantin dengan mengerutkan dagi anda seolha kaget dan berpikir keras sembari bertanya dalam hati “benarkah ini?, banyak sekali gelar akademiknya”

Saya tak mengerti bagaimana dengan pola pikir beberapa masyarakat di Negara ini. Mengapa banyak dari kita begitu sangat “tergila-gila” dengan gelar akademik. Penulisan gelar akademik di dalam surat undangan pernikahan menunjukkan bahwa dia sepertinya tidak paham dan tidak mengerti tentang aturan dan tata cara kapan waktunya dan dimana tempat yg seharusnya menggunakan gelar akademik dan tidak. Hal ini juga mencerminkan dunia pendidikan di Negara ini, bahwa pendidikan itu hanya sebatas rentetan panjang gelar dibelakang nama untuk menunjukkan kehebatanya dalam mencari ilmu. Padahal masyarakat hanya akan melihat kehebatan anda dalam mencari dari hasil dari penelitian atau pemikiran anda bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Atau memang pola pikir masyarakat kita yg hanya melihat gelar saja sebagai “kehebatan”.

Mungkin saja karena masyarakat kita hanya melihat gelar sebagai sesuatau yg begitu “wah” sehingga banyak dari kita yg hanya menginginkan gelar tanpa harus bersenang-senang mencari ilmu. Hal ini tentu saja bisa jadi lading bisnis bagi beberapa oknum untuk mencari keuntungan dengan menjual gelar palsu dan hebatnya lagi tak hanya untuk universitas di Indonesia saja, untuk universitas diluar negri pun beberapa oknum mampu memproduksinya dan menjualnya.

Salah satu dampak negative gelar palsu adalah akan semakin banyaknya orang-orang gila yg memiliki gelar tanpa memiliki ilmu yg mumpuni dan yg parahnya lagi orang-orang seperti itu biasanya menjabat sebagai pejabat-pejabat pemerintahan, dan kita semua pasti akan mengerti kemana semua ini akan bermuara.

Salah sumber mengapa banyak orang yg hanya mementingkan gelar saja bisa dibilang dari sistem pendidikan yg hanya menilai dengan angka tanpa memikirkan aspek lain. Sehingga dari tingkat pendidikan yg paling dasar pun kita hanya mengejar nilai bukan “ilmu” yg seharusnya kita kejar. Sehingga tidak heran jika ujian nasional saat ini soal beserta jawabannya selalu bocor, karna sistem pendidikan kita telah merubah pola pemikiran kita.

Gelar akademik kini bukan hanya sebagai tanda penghargaan karena telah belajar mencari ilmu tapi juga sebagai gelar status sosial golongan “terpelajar” dan entah sejak kapan gelar akademik menjadi begitu sangat diagungkan oleh beberapa orang. Bahkan gelar akademik kini telah kehilangan kesakralannya, karena kita bisa membeli gelar dengan mudahnya.